24.01 Bersama bapak
23 Februari aku berangkat ke Jogja untuk melanjutkan kuliah di semester 2. Sebagai seorang anak aku harus berpamitan dengan orang tua bahkan keluarga.
22 Februari kemarin aku berpamitan dengan Bapak-ku, kenapa aku berpamitan kepada beliau lebih awal ? ya karena kalau pagi beliau kerja dan aku berangkat jam 9 pagi. Aku mengobrol banyak hal mulai dari tanggung jawab, agama, dan lainnya dan kemarin adalah obrolan terpanjang pertamaku sejauh ini.
Langsung saja ke inti dari tulisan ini.
Aku sekarang adalah mahasiswa swasta di salah satu kampus swasta di Yogyakarta, ya mungkin sebagian pembaca blog ini sudah tahu aku kuliah di mana.
2 hal yang aku pegang dari obrolan kami adalah tentang agama dan tanggung jawab. Yang pertama adalah tentang agama.
Sebagai orang yang beragama dan percaya akan Tuhan tentu segala sesuatu hal yang menurut kita berat tempat yang cocok untuk minta pertolongan adalah Tuhan. Seperti yang aku alami saat ini, sekarang aku sedang butuh laptop dengan spesifikasi untuk animasi karena aku kuliah jurusan animasi. Ya terima kasih sudah paham harganya dan bagi yang belum paham harganya aku kasih sedikit spesifikasi laptop yang aku butuh kan yaitu RAM 16GB, Prosesor 6 Core, VGA 6GB, SSD.
Bagi orang sepertiku yang keadaan ekonominya menengah itu sangat berat, bahkan untuk biaya kuliah jika aku tidak mendapatkan beasiswa itu sangat berat sekali. Ya, aku bersyukur orang tuaku tidak menyuruhku bekerja sambilan bahkan melarangnya karena itu akan mengganggu pendidikanku. Beliau hanya minta doa. Karena ke mana lagi kita kita akan berharap kecuali kepada-Nya ?
Yang kedua adalah tentang tanggung jawab. Beliau bilang karena salah satu pertanggung jawaban orang tua nanti hari pengadilan adalah anak, dan beliau juga meminta aku bertanggung jawab dengan alatku sekarang yang ada karena itu adalah salah satu alat yang ada. Tidak hanya itu saja tentang tanggung jawab ada banyak, menurutmu hal sepele apa saja yang tanggung jawabnya besar kecuali hidup ?
Kita sudah di akhir cerita. 24 menit 01 detik bersama Bapak mampu membuatku lelah menahan air mata atas semua yang beliau ceritakan kepadaku, tentang pekerjaannya dan susahnya mencari uang di masa pandemi seperti ini.
Terima kasih sudah membaca sampai akhir maaf kalau ada tulisan yang salah atau kurang baik, percayalah aku masih dalam tahap belajar. Jadi apa momen yang membuatmu menangis terharu dengan orang tua ? tulis di kolom komentar kalau boleh, mari cerita bersama
Ikuti aku di instagram
Komentar
Posting Komentar